Friday

#ReadbyDis : Jalan-Jalan Cari Buku di Jakarta (part 3)

 Hi, Experience Seekers!

Wah, gue sangat excited untuk berbagi rekomendasi Jalan Jalan Cari Buku hari ini. Sebuah tempat yang memadukan literasi dan arsitektur, Omah Library , yang berlokasi di di dalam sebuah komplek perumahan di Meruya, Tangerang. Didirikan pada tahun 2014 oleh seorang artsitek bernama Realrich Syarief, Omah Library menawarkan sebuah tempat membaca buku dengan pengalaman yang begitu menyenangkan. Untuk masuk ke Omah Library, pengunjung harus melakukan reservasi terlebih dahulu disini. Setiap harinya, kunjungan dibagi menjadi 3 sesi dengan biaya Rp 35,000 /orang dan durasi 2 jam per sesinya. Setiap sesi dibatasi hanya untuk 15 pengunjung, agar suasana tetap tenang & kondusif. Jika  2 jam terasa kurang, kalian bisa memilih Double Pass yakni selama 4 jam dengan biaya Rp 60,000 . Gue memilih untuk ambil Double Pass, dan percayalah, sangat worth it. 

Dengan arsitektur nya yang unik, bangunan ini sudah terlihat istimewa dari depan, dan semakin terasa istimewa saat masuk ke dalam dan mulai mengeksplor setiap sudutnya. Sebelum dibebaskan mengeksplor tempat ini, pengunjung akan diajak tour terlebih dulu seputar Omah Library, sekaligus dibrief singkat terkait peraturan dan kebiasaan di perpustakaan ini. Gue benar-benar terkesan dengan arsitetur nya yang unik & modern, serta reading space nya yang dikemas dengan begitu nyaman. Kalian bisa memilih ingin membaca di sofa bed, beanbag, atau di kursi sambil menikmati secangkir kopi.  Omah Library juga menyediakan makanan & minuman yang bisa kalian pesan -- namun kalau menurut gue pribadi, untuk pilihan minuman, terutama kopi nya mungkin bisa diperbanyak. Jika ingin air mineral, kalian dapat memintanya pada petugas perpustakaan secara gratis. 






Dari segi koleksinya, mayoritas buku disini adalah seputar arsitektur. Namun cukup banyak juga pilihan buku lainnya, terutama koleksi buku fiksi baik penulis terkenal lokal, maupun internasional. Gue mencoba memilih beberapa buku dan membacanya sambil bersantai di beanbag. Ada satu hal lagi yang cukup mengesankan, yakni petugas perpustakaan akan meminta setiap pengunjung untuk menuliskan testimoni nya dan akan dipajang di berbagai sudut tempat ini. Wah, juara sih idenya! Sayang sekali untuk toko buku nya tidak beroperasi saat gue datang kesana, namun kalian bisa membeli online disini. Untuk koleksi buku yang dijual, memang lebih berfokus ke seputar Arsitektur.






Overall sebuah pengalaman yang menyenangkan bisa menemukan perpustakaan dengan konsep seperti ini. Kalau ada lebih banyak perpustakaan dengan konsep yang homey dan kekinian seperti ini di Jakarta, semoga minat membaca orang di Jakarta bisa meningkat, ya! 

No comments:

Post a Comment