Saturday

#TravelwithDis : A Day Trip To Tai O Village!

Hi, Experience Seekers!

Postingan ini adalah lanjutan dari cerita gue sebelumnya tentang Solo Traveling 101. Gue akan berbagi pengalaman saat gue solo traveling ke sisi lain dari Hongkong, yang cukup berbeda dari apa yang ada di sosial media. Sisi Hongkong yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, Tai O Village, sebuah  kampung nelayan yang terletak di ujung Lantau Island. Untuk menuju Tai O dari Tsim Sha Tsui, kalian bisa menggunakan bus, MTR, ataupun feri. Karena gue ingin explore Ngong Ping Village terlebih dahulu, gue memilih untuk naik MTR sampai ke Lantau Island Station, lalu melanjutkan perjalanan dengan kereta gantung menuju Ngong Ping Village, kemudian dilanjutkan dengan naik bus untuk sampai ke Tai O Village.

Suasana mulai terasa berbeda saat gue tiba di Lantau Island, benar-benar tidak terasa seperti Hongkong yang penuh dengan gedung tinggi. Gue sudah memesan tiket di Klook untuk 1x perjalanan cable car dengan crystal cabin menuju Ngong Ping Village. Gue hanya membeli untuk 1x perjalanan karena berencana untuk kembali dengan menggunakan bus. Setelah sampai di Lantau, gue langsung menukarkan tiket dan siap untuk masuk ke cable car. Karena gue berkunjung di hari kerja, suasana tampak tidak terlalu ramai. Antrean di cable car juga bisa dibilang cukup sepi, sehingga gue bisa mendapatkan 1 cabin private untuk gue sendiri, tanpa ada penumpang lain. Wah, excited banget!

Ini bukan kali pertama gue mencoba naik cable car, sebelumnya gue sudah pernah mencobanya saat berkunjung ke Langkawi Sky Bridge. Gue juga tidak ada ketakutan dengan ketinggian, makanya gue dengan percaya diri memilih crystal cabin, agar bisa melihat dengan jelas pemandangan yang ada di bawah, tapi ternyata cukup deg-degan juga ya, jika dilakukan sendiri. Hahaha. Cable car sepanjang 5,7km ini akan membawa gue sampai ke Ngong Ping Village dengan durasi sekitar 30 menit perjalanan. Sepanjang jalan, gue disuguhkan dengan berbagai pemandangan indah yang cukup variatif dan tidak membosankan. Bagian kesukaan gue adalah saat pemandangan mulai penuh dengan hutan, dan terlihat kabut yang membuatnya semakin indah, sekaligus dramatis. Gue juga sesekali mengambil selfie dengan berlatarkan pemandangan sekitar. 





Setelah 30 menit perjalanan dengan cable car, gue pun tiba di Ngong Ping Village, sebuah desa wisata dengan paduan nuansa alam dan arsitektur Chinese yang kental. Banyak hal yang bisa dilakukan disini, seperti mengunjungi berbagai restuarant, berbelanja, berkunjung ke museum coklat, menikmati wisata alam sekitar, atau yang menjadi tujuan utama adalah melihat Tian Tan Budha, atau dikenal juga dengan Big Budha, sebuah patung perunggu besar dengan tinggi sekitar 34 meter. Untuk sampai ke puncak Big Budha, pengunjung harus menaiki lebih dari 250 anak tangga. Walau agak lelah, terbayarkan dengan pemandangan dari atas puncak Big Budha yang sangat indah. 





Setelah puas berkeliling Ngong ping Village, gue melanjutkan perjalanan dengan bus menuju Tai O Village. Bus menuju Tai O memiliki jadwal keberangkatan, jadi pastikan kalian menunggu di halte untuk mengetahui jadwal keberangkatan. Perjalanan dari Ngong Ping menuju Tai O cukup dekat, hanya sekitar 10-15 menit perjalanan. Sesampainya di Tai O, jangan lupa untuk perhatikan jam keberangkatan bus dari Tai O kembali ke kota. Salah satu hal yang harus dilakukan saat solo traveling adalah memfoto peta tempat wisata, jadwal keberangkatan transportasi umum, dan tempat naik/turun transportasi umum tersebut. Hal itu akan memudahkan dalam mengatur waktu selama bekeliling di tempat wisata tersebut.





Dan sesamapinya di Tai O, gue benar-benar merasa ini berbeda banget dari Hongkong yang gue tinggali beberapa hari sebelumnya. Perpaduan antara nuansa alam dan kehidupan masyarakat yang masing sangat tradisional sangat terasa sepanjang gue berkeliling disini. Kalau kalian suka wisata kuliner, kalian bisa explore pasar yang menjual beraneka seafood & chinese food disini. Tai O Village terasa cukup ramai jika kalian hanya berkeliling di sekitaran pasar tradisional. Tapi semakin dalam berjalan, seperti menyusuri pantai dan melihat perumahan warga, kalian akan lebih banyak bertemu dengan warga lokal setempat dibandingkan dengan turis yang sedang berwisata. Hal lain yang bisa dilakukan di Tai O adalah befoto di mural, jalan-jalan di pinggir pantai, ataupun menikmati pemandangan sambil ditemani secangkir kopi. Gue datang ke salah satu coffee shop yang cukup banyak direkomendaisikan di Instagram, yakni Solo Balcony. Wah, ambience nya enak banget, menikmati pemandangan kampung nelayan yang masih sangat asri.






Setelah puas menghabiskan beberapa jam di Tai O, gue pun kembali ke tempat pemberhentian bus dan menunggu keberangkata bus sebelumnya. Sebenarnya, sunset di Tai O juga terkenal indah, tapi rasanya terlalu malam kalau gue kembali ke kota setelah sunset. Inilah salah satu hal yang gue pelajari juga dari solo traveling, self control -- menekan ego sendiri demi keselamatan diri sendiri juga. 

Overall, pengalaman gue ke Tai O ini cukup berkesan. Destinasi yang sangat unik, sebuah kampung nelayan tradisional, sisi lain dari metroplitannya Hongkong. Kalau kalian ada pengalaman berwisata ke destinasi unik seperti ini, boleh cerita di kolom komentar yaa! :D

No comments:

Post a Comment