Hi, Experience Seekers!
Daerah Istimewa Yogyakata memang gak peranh ada habisnya! Dari wisata budaya, kuliner, alam, semua tersedia di Jogja Banyak pilihan transportasi yang bisa digunakan jika ingin traveling ke Yogya. Kalau kalian ingin naik pesawat, tersedia 2 pilihan bandara di Jogja, yakni Bandara Adisucipto dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang baru beroperasi di tahun 2019. Sementara untuk kereta api, kalian bisa turun di Stasiun Yogyakarta (Tugu) atau Stasiun Lempuyungan. Perjalanan ke Jogja juga bisa ditempuh dengan berkendara dengan mobil, yang hanya memakan waktu sekitar 8 jam dari Jakarta. Gue memilih menggunakan kereta api ekonomi di trip terakhir gue ke Jogja, yakni Fajar Utama untuk perjalanan Bekasi - Jogja dan Bogowonto untuk perjalanan Jogja - Bekasi. Dari banyaknya puluhan wisata yang ada di Jogja, di postingan kali ini, gue akan share pengalaman wisata sejarah di Jogjaa dan Magelang.
Keraton Yogyakarta & Tamansari
Trip kali ini bukan pertama kali gue ke Jogja, tapi pertama kali gue mengunjungi Keraton Yogyakarta, & Tamansari, ternyata mengesankan banget. Gue sangat merekomendasikan untuk pakai guide dan sediakan waktu cukup lama di 2 tempat ini, karena banyak cerita seputar budaya Jogja yang bisa dipelajari disini. Harga tiket masuk dari Keraton & Tamansari adalah masing-masing Rp 15,000 untuk wisatawan domestik dewasa. Untuk tip guide, bisa disesuaikan saja ya!
Keraton Yogyakarta sendiri adalah istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang menjadi kediaman keluarga sultan. Disini kita dapat mengenal silsilah kesultanan, mempelajari budaya & sejarah daerah Jogja, hingga melihat berbagai benda pusaka serta koleksi barang antik seperti kendaraan & senjata tradisional, peralatan rumah tangga, baju daerah, dan masih banyak lagi.
Salah satu yang paling menarik adalah selama di Keraton, setiap rombongan akan dipandu oleh seorang Abdi Dalem, yakni orang yang mengabdikan dirinya pada keraton. Abdi dalem berperan dalam melaksanakan segala kegiatan operasional di dalam keraton. Berdasarkan yang gue pelajari di Website Kraton Jogja, Abdi Dalem terbagi menjadi 2 yakni Punakawan yakni abdi dalem yang berasal dari kalangan masyarakat umum, dan Kaprajan yakni abdi dalem yang berasal dari TNI, Polri, ataupun PNS. Selama berada di keraton, para abdi dalem harus menggunakan busana adat dan tidak boleh menggunakan alas kaki.
Tidak jauh dari Keraton Yogyakarta, kita bisa berjalan kaki menuju Tamansari. Tempat ini gak kalah menarik karena akan mengenalkan kita tentang bagaimana kehidupan sultan pada masa itu. Kompleks Tamansari dibangun pada masa Sultan Hamengkubunwono I, yang merupakan tanda penghargaan ada permaisuri. Selanjutnya, Tamansari dikenal sebagai kolam pemandian sultan yang terbagi menjadi beberapa kolam, salah satunya Umbul Pasiraman, yakni kolam pemandian istri dan para selirnya. Sultan akan menyaksikan dari atas menara, dan memilih salah satu dari istri dan selir nya untuk diajak ke Umbul Binangun, yakni kolam pemandian khusus sultan dan wanita yang terpilih. Limgkungan sekitar dari Tamansari kini sudah dipenuhi dengan rumah warga, tapi mendengar cerita dari pemandu, gue benar-benar bisa membayangkan keindahan Tamansari pada masa itu, yang dikelilingi oleh kebun dengan aneka jenis bunga.
The Magnificent Borobudur
Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang, sekitar 40 km dari pusat Kota Jogja. Selain naik kendaraan pribadi, tersedia juga Bus DAMRI baik dari pusat Kota Jogja ataupun dari Bandara YIA. Untuk datang ke Candi Borobudur, kita harus reservasi tanggal & jam kedatangan melalui Website Borobudur Park . Untuk harga tiket masuk ke plataran candi di Rp 50,000 dan jika ingin naik ke bangunan candi di Rp 125,000 untuk wisatawan domestik dewasa. Untuk tiket ke bangunan candi, sudah termasuk guide & upatan, yaitu sandal kerajinan dari warga lokal yang harus dipakai saat kita naik ke bangunan candi. Pengunjung yang naik ke bangunan candi akan dibagi dalam kelompok dan ditemani oleh guide yang akan menjelaskan tentang sejarah & cerita dibalik Candi Borobudur. Dari atas bangunan candi, kita juga bisa melihat pemandangan sekitar Kabupaten Magelang.
Candi Borobudur sendiri adalah Candi Buddha terbesar di dunia, yang menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO dan pernah menjadi salah satu keajaiban dunia. Bangunan candi ini terbagi menjadi 3 bagian yakni Kamadhatu yang menggambarkan sifat dan nafsu manusia, lalu Rupadhatu yang berisi galeri ukiran relief batu dan patung Buddha, dan terakhir Arupadhatu yang menggambarkan kemurnian tertinggi, yakni kebangkitan dari dunia.
Destinasi berikutnya masih di Kabupaten Magelang, tidak jauh dari Candi Borbudur. Setelah wisata ke Candi Borobudur, gue coba ikut VW Tour keliling Kabupaten Magelang. Disini kita bisa pilih rute -- mulai dari ke tempat UMKM, foto2 di persawahan, sampai ke Bukit Rhema. Untuk detail harga, tergantung dari rute yang dipilih.
Bukit Rhema mulai terkenal setelah masuk dalam film AADC 2 dimana Rangga mengajak Cinta ke atas bangunan Bukit Rhema ini. Dan setelah kesana, benar-benar jatuh cinta sih? Gak cuma dengan view nya, tapi juga cerita dibalik bangunan tersebut. Walau dikenal sebagai Gereja Ayam, sebenarnya Bukit Rhema bukan gereja tapi tempat berdoa yang bisa digunakan untuk semua agama. Foto kedua yang gue tampilkan di bawah juga bukan tempat kebaktian, melainkan tempat warga menunggu saat tempat berdoa sedang ramai. Harga tiket masuk dari bangunan ini di Rp 25,000 untuk wisatawan domestik dewasa dan jangan lupa untuk pakai guide ya agar bisa tau lebih banyak cerita dari tempat tersebut.
Bukit Rhema sendiri dibangun oleh Daniel Alamsyah, seorang pengusaha sekitar tahun 1990. Sebelumnya, Daniel menghabiskan waktu untuk berdoa dan berdiam diri di Bukit Rhema, karena mengikuti seorang anak tunarungu bernama Warjito. Daniel merasa lokasi Bukit Rhema ini sama persis dengan apa yang pernah ada dalam mimpinya. Kemudian, Daniel membangun bangunan ini hingga memiliki 7 lantai dan 80 anak tangga. Salah satu yang paling berkesan, saat gue sampai di puncak Bukit Rhema yang menawarkan pemandangan indah Kabupaten Magelang, ternyata ada Warjito yang telah menunggu dan menyapa :) Terakhir dari bangunan ini, terdapat Wall of Hope, tempat dimana para tamu bisa menuliskan mimpi dan harapannya.
Wah, gak terasa cukup panjang postingan kali ini ya! Semoga cukup memberikan gambaran serunya wisata sejarah di Jogja & Magelang! Gue jadi tertarik untuk explore wisata sejarah lainnya di Indonesia. Ada rekomendasi destinasi yang kaya akan wisata sejarah? Boleh tinggalkan di kolom komentar yaa!
No comments:
Post a Comment