Wednesday

#TravelwithDis : Lihat Orang Utan di Hutan Kalimantan!

Hi, Experience Seekers! 

Gue sangat excited untuk berbagi tentang destinasi yang jujur, gue sendiri gak sangka gue bisa kunjungi. Setelah Labuan Bajo di tahun 2023, kalau ada yang tanya apa destinasi yang menjadi wishlist gue selanjutnya, gue selalu jawab Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Gue selalu jawab dengan penuh keyakinan, padahal gue merasa destinasi ini seperti sangat jauh untuk gue. Bukan tentang jarak, tetapi lebih ke banyak keraguan seperti apa mungkin dikasih izin sama orang tua, atau apa gue benar-benar berani untuk travel kesana? Apakah sendiri, atau apa ada yang mau menemani gue kesana? Dan Alhamdulillah, Oktober 2024, I made it :)

Trip kali ini adalah pertama kalinya gue menginjakan kaki di Pulau Kalimantan. Untuk sampai ke Tanjung Puting, gue naik pesawat menuju Bandara Pangkalan Bun dengan waktu tempuh yang cukup singkat, hanya 1 jam perjalanan. Harga tiket pesawat ke Pangkalan Bun sendiri relatif lebih murah dibandingkan dengan destinasi lain di luar Pulau Jawa. Selama di Pangkalan Bun, gue mengikuti open trip yang dipandu oleh Tanjung Puting Tourism selama 3 hari 2 malam.

DAY 1

Perjalanan dimulai di hari pertama dimana para peserta harus tiba di bandara maksimal jam 10 pagi. Karena gue ambil flight yang cukup pagi, gue sudah tiba di bandara pukul sebelum jam 8, dan untungnya bisa langsung menuju Pelabuhan Kumai dan beristirahat di Klotok, yang akan menjadi rumah kami selama beberapa hari kedepan. Klotok, adalah perahu bermotor yang digunakan sebagai transportasi air di sungai-sungai di Kalimantan. Dalam trip ini, peserta trip akan menghabiskan 3 hari 2 malam di atas klotok. Setelah semua peserta tiba di klotok, perjalanan kami siap untuk dimulai. Selama perjalanan, gue disuguhkan pemandangan wildlife yang selama ini hanya gue bisa lihat melalui layar handphone. Trip ini tipe nya cukup slow ya, karena hampir sebagian waktu kita dihabiskan di atas klotok. Menikmati pemandangan sekitar sambil sesekali mengamati satwa liar seperti burung dan bekantan. 




Setelah beberapa jam perjalanan, kami tiba di Taman Nasional Tanjung Puting, yang merupakan pusat konservasi orang utan terbesar di dunia. Objek wisata yang ada di yang ada di Taman Nasional Tanjung Puting adalah Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Pondok Ambung, dan Camp Leakey yang akan menjadi tujuan wisata yang akan dikunjungi dalam trip ini. Sebelumnya, tempat ini adalah tempat rehabilitasi dan pelepasan orang utan yang sebelumnya menjadi hewan peliharaan. Namun sekarang, tempat ini menjadi tempat pemberian pakan untuk orang utan. Saat jadwal pemberian pakan inilah, pengunjung dapat "melihat" orang utan jika mereka datang ke feeding station. Konsep "melihat" orang utan disini bukanlah seperti di kebun binatang yang biasa dikunjungi, dimana pengunjung melihat hewan-hewan tersebut di dalam kandang. Tidak ada yang menjamin juga bahwa orang utan akan selalu muncul saat peserta trip datang.




Kami berjalan sekitar 30 menit sampai ke feeding station, benar-benar tidak terasa lelah karena ditemani dengan suasana hutan yang sangat asri. Ada air yang berwarna kemerahan, diakibatkan dari kombinasi zat-zat organik yang dihasilkan dari akar dan getah tumbuhan. Dan setelah sampai ke feeding station, wah magical banget bisa melihat orang utan dari jarak sedekat itu. 



Setelah selesai, kami kembali ke klotok dan menunggu sunset dari atas klotok, sambil menikmati camilan sore. Selama di klotok kalian gak perlu khawatir dengan makanan dan minuman, semua tersedia dengan lengkap dari mulai sarapan, makan siang, camilan sore, dan makanan malam. Semua tersaji dengan menu yang variatif dan rasa yang tentunya enak! Di klotok tidak ada kamar tidur, sehingga semua peserta trip tidur bersama dengan kasur yang digelar di atas klotok. Tenang, disediakan klambu yang membatasi masing-masing kasur sehingga aman jika ada peserta trip yang berlawanan jenis kelamin. 





DAY 2

Setelah bergantian mandi dan menikmati sarapan bersama, klotok kami mulai melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan, kami berpapasan dengan klotok yang berhenti untuk mengamati hewan-hewan liar yang ditemui di sepanjang perjalanan. Tujuan pertama di hari kedua adalah feeding station di Pondok Tanggul. Namun sayangnya, setelah 2 jam menunggu, tidak ada satupun orang utan yang datang ke feeding station. Seperti yang gue ceritakan di awal, tidak ada yang bisa menjamin bahwa orang utan akan selalu muncul saat peserta trip datang. Info dari guide gue, saat itu adalah musim buah di hutan, sehingga orang utan dapat mencari makanan nya sendiri di hutan tanpa bantuan makanan yang diberikan oleh Pondok Tanggul. Buat gue pribadi, ada sedikit rasa kecewa, tapi tetap menikmati pemandangan yang ada di Pondok Tanggul.




Destinasi selanjutnya adalah Camp Leakey, guide gue bilang harapan akan melihat orang utan juga cukup kecil disini karena di hari sebelumnya tidak ada orang utan yang muncul. Tapi pemandangan di Camp Leakey sangat indah & asri. Guide gue memberikan 2 pilihan yakni kembali ke Tanjung Harapan yang kami datangi di hari pertama, atau tetap ke Camp Leakey. Kami pun memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan ke Camp Leakey. Pemandangan langsung berubah di sepanjang sungai di di sekitar Camp Leakey, warna air menjadi lebih gelap -- benar-benar kaya di National Geographic! 




Kami sudah cukup puas dengan pemandangan yang disuguhkan di Camp Leakey dan sudah tidak terlalu berharap akan melihat orang utan disini, tapi ternyata dari kejauhan kami sudah mendengar suara orang utan memanggil. Dan ya, kami melihat orang utan yang jauh lebih besar dari yang kami lihat di hari sebelumnya! Setiap berada di feeding station, gue melihat kalau lebih dari 90% turis yang datang ke Tanjung Puting ini adalah turis asing. Sempat menjadi bahan diskusi gue juga dengan guide gue, mengapa sangat sedikit turis domestik yang datang kesini. Ada beberapa turis domestik yang gue temui disini, mereka adalah pekerja yang sedang ditugaskan untuk mengunjungi Pangkalan Bun, lalu memutuskan untuk memperpanjang dengan berwisata ke Tanjung Puting. "Justru kakak yang harusnya bisa menjawab, kenapa baru sekarang kesini :) ", sebuah jawaban sekaligus pertanyaan yang akhirnya membuat gue berfikir. 




Setelah puas explore Camp Leakey, kami kembali ke klotok. Salah satu moment magical yang ada di trip ini adalah melihat pemandangan kunang-kunang yang sangat banyak, terlihat sangat indah dan menerangi malam. Moment ini gak bisa gue tangkap dengan kamera handphone gue, jadi biarlah gue hanya merekamnya dalam memori gue aja. Kami juga melanjutkan malam dengan mencari buaya! Hahaha, literally buaya, ya. Kalian bisa menemukan buaya di sungai jika beruntung. Malam dihabiskan dengan saling berbagi moment terindah dalam trip ini menurut kami masing-masing. 

DAY 3

Pagi hari setelah bersiap dan sarapan, kami kembali ke Pelabuhan Kumai dan trip berakhir setelah kami berkunjung ke pusat oleh-oleh di kota. Kebetulan, saat itu Hari Minggu, sehingga kondisi jalan cukup ramai dengan pejalan kaki dan juga pedagang.  Gue dan teman travel gue berpisah dengan rombongan yang lain. Kami meminjam motor guide gue dan melanjutkan perjalaan, mencari tempat yang bisa diexplore di sekitar Pangkalan Bun, sebelum flight kami di sore harinya. Kami memutuskan ke TWA Tanjung Keluang, dengan menyewa speed boat dari Pantai Kubu. Kami menghabiskan waktu dengan bersantai di pantai sambil menikmati camilan.






Setelah mengembalikan motor, kami pun diantar ke Bandara Pangkalan Bun dan trip kami benar-benar berakhir. Overall, ini pengalaman yang gak akan gue lupakan. Berikut budget secara umum yang gue keluarkan di Pangkalan Bun untuk 2 orang (diluar kebutuhan pribadi lainnya) :


Thank you, Borneo! I'll be back for Derawan, (hopefully) ! :D

No comments:

Post a Comment